foto kepala

Translate

Sabtu, 23 Juni 2018

SPIRIT 2019

Empat tahun sudah berlalu sejak gw dinyatakan lulus. Selama itu pula ga ada perubahan yang berarti dalam hidup gw. Tidak karir, asmara, kehidupan, status sosial, ketaqwaan. Selama 4 thaun juga gw merasa hidup gw hampa. Gw terus mencari kenapa? Disaat sekarang temen-temen gw sudah dalam kondisi mapan, hidup baru dengan anak dan keluarga kecil mereka, jabatan, gw masih tetap seperti dulu. Kenapa? Bahkan lebih buruk. Gw meninggalkan hal-hal produktif semasa dulu, berenang, menulis, mendengar music sambil benyanyi, membaca, atau sekedar shopping, semua hampir gw tinggalkan. Kerjaan gw Cuma makan… tidur.. makan… tidur… repeat!

Hampa! Satu kata itu yang ada di benak gw untuk menggambarkan hidup gw saat ini. Gw meninggalkan semua kesenangan-kesenangan (hobby) yang dulu sering gw lakukan. Sekarang ga ada yang gw lakukan selain liat instastory selebgram dan minum teh!
Mimpi? Gw dulu punya 1000 mimpi. Its fine punya banyak mimpi karena mimpilah yang membuat kita tetap hidup dan bergairah menjalani hidup. Tidak peduli mimpi itu dapat di capai atau tidak, nothing impossible. Kemana mimpi ingin jadi penulis? Penyiar radio? Landscaper? Designer? Motivator? Lanjut kuliah di LN dengan beasiswa? Kemana perginya itu semua? Sekarang, gw ga punya satu mimpi pun. Hidup gw flat aja gitu, seperti perahu di atas danau yang tenang, bukan perahu di tengah lautan. Ketika kamu ga punya mimpi, disitulah kamu hilang. Gw coba mencari tau kenapa? Apa yang salah dengan gw? Raga gw hidup tapi jiwa gw mati. Gw ga menghasilkan 1 karyapun, ga ada!! Seharusnya gw bisa lebih baik dari 4 tahun lalu kan? Dulu gw belum punya ijasah S2, tapi jiwa gw hidup, tapi sekarang??? Kenapa gw ga melakukan apa-apa?


Setelah sekian lama, berfikir dan merenung, apa yang salah dalam hidup gw? Gw belum menemukan jawaban. Gw menduga (ini hipotesisnya) bahwa hidup gw yang hampa sekarang karena jeleknya hubungan gw dengan Tuhan. Dan gw selalu berfikir, gw akan berubah nanti saat bertemu dengan orang yang tepat. Dan saat itu entah kapan? Iya kalau ketemu dg orang yang tepat yang akan mensupport segala mimpi gw, mendukung gw all out, memahami ambisi gw, memfasilitasi. Bagaimana jika tidak? Bukankah gw pernah bertemu seseorang  yang bahkan nasibnya aja gak berada di tangannya. Gimana bisa dia support gw? Gw ga bisa terus menunggu. Masa muda akan lenyap begitu saja dan yang ada nanti hanya penyesalan. Nasib gw bukan ditentukan oleh orang yang berada di samping gw nantinya. Bukan. Nasib gw harus berada di tangan gw sendiri, dan Cuma gw yang mampu merubahnya menjadi lebih baik atau lebih buruk. Berhenti mengharapkan seseorang untuk membantu mewujudkan mimpi kita. Berhenti meletakkan kebahagiaan kita kepada seseorang. Bahwa bahagia kita adalah kita sendiri yang ciptakan, bukan menunggu orang lain membuat kita tersenyum melaikan buatlah orang agar tersenyum. Well hidup adalah belajar, pelajaran yang sangat berrarti adalah kehidupan. Gw gam au masa muda gw sia-sia. Gw harus menjadi sesuatu.

Well teman-teman… saat ini gw memang bukan siapa-siapa, gw tertinggal, gw kalah start, tapi garis finish belum tiba kan? Gw akan mengejar ketertinggalan itu, meski terseok-seok, suatu saat gw akan menjadi seseorang setidaknya yang membanggakan orang tua, dan garis finishnya adalah bahagia dunia dan akhirat. Mudah-mudahan ini sebagai niatan awal yang tidak ada istilah terlambat. Semua kita berhak lebih baik bukan? Dan mudah-mudahan Tuhan mendengar segala niatan gw dan memudahkan jalannya. Ga muluk-muluk lah 2019 for RI 1 😆