foto kepala

Translate

Senin, 06 Februari 2012

AIR MATA BUNDA PERTIWI

Air Mata Bunda Pertiwi

Oh Ibu Pertiwi, aku tau lukamu sangat dalam, dukamu sangat pedih, tak ada tempat untuk mu berbagi derita, derita yang dibuat oleh orang-orangmu sendiri, dikhianati dan di "kencingi" oleh orang-orangmu sendiri.Tak lagi dibelakangmu mereka berkomplot menghancurkanmu, tapi kini terang-terangan dengan membabi buta membinasakanmu. Rambutmu yang panjang terurai, kita botak separuhnya dan memutih, badanmu yg dulu aduhai, kini separuhnya lumpuh. Betapa kejam yg mereka lakukan kepadamu. Sakitkah engkau wahai Bunda? mengapa tak menjerit saja biar dunia ini tau? mengapa kau menangis sendirian saat aku menemukanmu di balik gubuk bambu itu? kenapa tidak kau bom bardir saja tanah ini, biar musnah seluruh penghianatmu? atau lakukan seperti yang Tuhan aku dan Tuhan mu lakukan, binasakan mereka seperti kaum  Nabi Luth.
Bunda... kau memang terlalu baik, bukan... kau bukan lemah, tapi kau lah Ibu selayaknya ibu, yang meski dikhianati tapi tetap menyayangi anak-anaknya. Bunda.... jika tak kuat lagi akan deritamu, luapkanlah, seperti aku meluapkan segala kesedihanku, biar dunia tau. Tadinya aku kira akulah yang paling menderita di dunia ini, sehingga aku berteriak dimana-mana, menuntut keadilan dari sang Raja Negeri, dari sang Raja dunia, tapi aku malu, saat ku tau deritamu berlipat-lipat kali dari aku namun kau hanya memendamnya sendiri, menangisinya di balik gubuk bambu sendiri. Duhai Bunda yang sabar.... apakah diammu karena kau masih memiliki harapan kepada anak-anakmu yg bodoh tapi tak mau menghianatimu ini? seperti aku?? seperti teman-temanku? Kau menunggu kami yang merubah nasib mu? kau masih percaya kami yg bodoh ini yg akan membantumu? tapi sanggupkah kami? kami ini bodoh ibu, kami tidak seperti penghianatmu yg berdasi dan berotak encer itu. Bisa kan Ibu percaya kami?? Yakinkan Ibu kalau kami bisa membantu Ibu dikemudian hari?
Berjanjilah kepadaku Ibu, kau akan terus hidup, sejuta orang boleh menghianatimu, tapi percayalah kau masih punya banyak anak yg akan menolongmu, teman-temanku banyak Bunda, walau tidak seperti aku yg bodoh tapi mereka Sholeh dan Sholehah, dan  yg terpenting kami tidak akan menghianatimu.

Jangan menangis lagi ya Bunda, percayalah... tidak ada yg boleh menyakitimu lagi, jangan mati sebelum kau lihat anak-anakmu ini merubah wajahmu, mengembalikan seluruh jiwa dan ragamu. Beri kami kesempatan membahagiakanmu sebagai bentuk kecintaan kami pada mu. Yang berkhianat pastilah mati. Yang menjajah pastilah binasa. Teruslah bimbing kami agar sejalan denganmu, jangan belokkan kami menjadi pengikut para penghianat. Aku yakin Ibu Pertiwi akan senyum lagi. Habis Gelap Terbitlah Terang!!!

(di Ilhami dari Kisah nyata : Negeri Kaya Raya Tapi Rakyatnya Banyak yang Menderita)