Ya Tuhanku, Ya Rabku, kiranya aku jarang meminta padamu ya
Allah, bukan karena aku sombong, bukan, tetapi karena tidak banyak yang aku
inginkan di dunia ini. Tapi kali ini ya Tuhanku, Engkau yang dekat denganku
sedekat pembuluh nadiku, sedekat ombak dan pantai, sedekat angina dan gemuruh,
ijinkanlah aku memohon padaMu kali ini. Aku memohon, bukan lagi meminta, aku
sangat berharap Engkau mengabulkan. Selama hidupku… hanya hal-hal terpenting
saja yang ku minta padaMu, dan bagiku banyak hal yang tidak penting di dunia
ini, sehingga tidak banyak yang aku pinta. Tapi permohonanku kali ini adalah
permohon terbesar sepanjang hidupku, yang dapat aku katakan adalah tujuan hidup
aku di dunia ini sebagai hamba sekaligus makhluk. Engkau sudah memberiku apa
yang aku pinta dan apa yang tidak aku pinta, Islam, Iman, kesehatan,
kesempurnaan raga, pendidikan, pekerjaan, pertemanan, tapi ijinkan aku meminta
lebih lagi. Aku hanya ingin ini, jika permintaanku yang lainnya dapatlah Kau
abaikan atau tangguhkan, tapi aku mohon tidak yang ini :
Orangtuaku tinggal satu, Engkau sangat tau bagaimana
hubunganku dengannya, bagaimana egonya dan egoku sama tingginya, bagaimana kita
banyak berbeda pendapat, bagaimana kita keras mempertahankan pendapat,
bagaimana kita memaksakan kehendak satu sama lain. Selalu dalam pikiranku ingin
memperbaiki pemikiran-pemikirannya yang keliru, namun kadang dengan cara yang
salah dan kadang ego masing-masing sehingga tidak bisa di luruskan. Sehingga aku
berfikir, anggaplah mamaku bersalah di mataku, namun apa untungnya aku
menentangnya? Jika aku menang dalam menentangnya, aku akan menjadi arang,
karena dia ibuku, walaupun aku menang tapi yang ku lawan adalah ibuku, percuma
aku menang, tapi bila aku kalah dan dia yang menang, memang aku menjadi debu,
tapi tidakkah itu lebih baik? Inilah doaku “Ya Allah, lunakkanlah hatiku, agar
aku bisa menerima segala perbedaan pemikiran, dan tingginya egoisme ibuku,
lunakkan hatiku untuk bisa menerimanya, dan berikan hati seluar samudra untuk
selalu bisa memaafkannya, serta buatlah hatiku ini memiliki rasa cinta dan
sayang yang besar kepada ibuku, berikan juga dia rasa sayang yang besar
kepadaku, dan jadikanlah aku anak yang berguna baginya dan menjadi
kebanggaannya” itu saja ya Allah. Karena ibukulah yang satu-satunya yang
berharga yang aku miliki, aku tidak ingin menyesal sepanjang hidupku karena
tidak pernah menyayanginya atau tidak berguna baginya. Engkau telah mengambil
Ayahku sebelum aku berguna baginya, sebelum aku menunjukkan rasa sayangku
padanya, sebelum ia tau bahwa aku menyayanginya. Semua sudah terlambat. Aku tidak
ingin ini terjadi untuk kedua kalinya. Tuhanku yang maha pengasih dan
penyayang, tunjukkanlah rasa kasihMu padaku dengan mengabulkan doaku ini,
sungguh aku tidak ingin yang lain. Kelak saat ajalku tiba, aku bisa tersenyum
mengingat bahwa aku telah disayangi dan berguna bagi satu orang perempuan,
yaitu ibuku. Satu orang tapi berarti segalanya bagiku.
Aku tidak khawatir dengan hal yang lain, karir, uang,
pendamping hidup, semua akan aku terima dan jalani mengikuti arah angin, nasib
dan takdirku. Itu semua bisa aku usahakan. Karena nasib bahkan takdir selalu
punya kesempatan untuk di rubah, tapi untuk melunakkan hati, menyadari bahwa
ibu adalah segalanya sangat susah jika engkat tidak bergerak memberi hidayah
dan tidak melunakkan hati ini, Engkaulah yang mampu merubah doaku, dan aku
percaya, kali ini Engkau akan mendengar dan mengabulkan lagi doaku ini seperti
doaku sebelumnya yang meminta agar engkau menyirami hatiku untuk selalu
menikmati sholatku, yang selama ini aku lewati dengan tergesa-gesa tanpa rasa. Tapi
Engkau kabulkan doa ku, engkau hadirkan rasa nikmatnya sholat walau tidak
selalu tapi setidaknya aku sering merasakan nikmatnya akhir-akhir ini, bukan
lagi bagian yang membosankan dan membuatku tergesa-gesa untuk menyelesaikannya.
Aku percaya…. Engkau selalu mendengar doaku, Engkau selalu berkata bahwa Engkau
senang pada hambanya yang meminta. Maka kali ini aku meminta padaMu, memohon
agar Engkau sudi mengabulkannya. Amiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar