Empat tahun sudah berlalu sejak gw dinyatakan lulus. Selama itu
pula ga ada perubahan yang berarti dalam hidup gw. Tidak karir, asmara,
kehidupan, status sosial, ketaqwaan. Selama 4 thaun juga gw merasa hidup gw
hampa. Gw terus mencari kenapa? Disaat sekarang temen-temen gw sudah dalam
kondisi mapan, hidup baru dengan anak dan keluarga kecil mereka, jabatan, gw
masih tetap seperti dulu. Kenapa? Bahkan lebih buruk. Gw meninggalkan hal-hal
produktif semasa dulu, berenang, menulis, mendengar music sambil benyanyi, membaca,
atau sekedar shopping, semua hampir gw tinggalkan. Kerjaan gw Cuma makan…
tidur.. makan… tidur… repeat!
Hampa! Satu kata itu yang ada di benak gw untuk
menggambarkan hidup gw saat ini. Gw meninggalkan semua kesenangan-kesenangan
(hobby) yang dulu sering gw lakukan. Sekarang ga ada yang gw lakukan selain
liat instastory selebgram dan minum teh!
Mimpi? Gw dulu punya 1000 mimpi. Its fine punya banyak mimpi
karena mimpilah yang membuat kita tetap hidup dan bergairah menjalani hidup. Tidak
peduli mimpi itu dapat di capai atau tidak, nothing impossible. Kemana mimpi
ingin jadi penulis? Penyiar radio? Landscaper? Designer? Motivator? Lanjut kuliah
di LN dengan beasiswa? Kemana perginya itu semua? Sekarang, gw ga punya satu
mimpi pun. Hidup gw flat aja gitu, seperti perahu di atas danau yang tenang,
bukan perahu di tengah lautan. Ketika kamu ga punya mimpi, disitulah kamu
hilang. Gw coba mencari tau kenapa? Apa yang salah dengan gw? Raga gw hidup
tapi jiwa gw mati. Gw ga menghasilkan 1 karyapun, ga ada!! Seharusnya gw bisa
lebih baik dari 4 tahun lalu kan? Dulu gw belum punya ijasah S2, tapi jiwa gw
hidup, tapi sekarang??? Kenapa gw ga melakukan apa-apa?
Setelah sekian lama, berfikir dan merenung, apa yang salah
dalam hidup gw? Gw belum menemukan jawaban. Gw menduga (ini hipotesisnya) bahwa
hidup gw yang hampa sekarang karena jeleknya hubungan gw dengan Tuhan. Dan gw
selalu berfikir, gw akan berubah nanti saat bertemu dengan orang yang tepat. Dan
saat itu entah kapan? Iya kalau ketemu dg orang yang tepat yang akan mensupport
segala mimpi gw, mendukung gw all out, memahami ambisi gw, memfasilitasi. Bagaimana
jika tidak? Bukankah gw pernah bertemu seseorang yang bahkan nasibnya aja gak berada di
tangannya. Gimana bisa dia support gw? Gw ga bisa terus menunggu. Masa muda
akan lenyap begitu saja dan yang ada nanti hanya penyesalan. Nasib gw bukan
ditentukan oleh orang yang berada di samping gw nantinya. Bukan. Nasib gw harus
berada di tangan gw sendiri, dan Cuma gw yang mampu merubahnya menjadi lebih
baik atau lebih buruk. Berhenti mengharapkan seseorang untuk membantu
mewujudkan mimpi kita. Berhenti meletakkan kebahagiaan kita kepada seseorang. Bahwa
bahagia kita adalah kita sendiri yang ciptakan, bukan menunggu orang lain
membuat kita tersenyum melaikan buatlah orang agar tersenyum. Well hidup adalah
belajar, pelajaran yang sangat berrarti adalah kehidupan. Gw gam au masa muda
gw sia-sia. Gw harus menjadi sesuatu.
Well teman-teman… saat ini gw memang bukan siapa-siapa, gw
tertinggal, gw kalah start, tapi garis finish belum tiba kan? Gw akan mengejar
ketertinggalan itu, meski terseok-seok, suatu saat gw akan menjadi seseorang
setidaknya yang membanggakan orang tua, dan garis finishnya adalah bahagia
dunia dan akhirat. Mudah-mudahan ini sebagai niatan awal yang tidak ada istilah
terlambat. Semua kita berhak lebih baik bukan? Dan mudah-mudahan Tuhan mendengar
segala niatan gw dan memudahkan jalannya. Ga muluk-muluk lah 2019 for RI 1 😆